23/02/12

Polisi Ganteng


Beberapa hari ini denger banyak orang yang ngomongin polisi yang namanya Saeful Bahri—wkwkwkwk, fenomena apa lagi ini???. Sebenernya ga jelas juga sih asal muasalnya dari mana tuh polisi bisa terkenal—eksis di jejaring sosial kali yeee. Sampe banyak seleb yang ikutan heboh pengen ditilang sama polisi yang satu ini—tapi katanya dy bagian penertiban massa deh. Saya yang orang Bandung sendiri aja baru tau tuh polisi yang katanya ganteng itu. 

Makin aneh aja kelakuan masyarakat dinegeri ini—jadi inget salah satu film yang judulnya  “Alangkah Lucunya (Negeri ini)". Segala orang gantenglah dijadiin “idola”, ya mungkin memang masyarakat kita sangat krisis akan sosok “idola”. Tapi idola yang bagaimana dulu nih yang memang bisa dijadikan idola dan panutan. Apa yang menyebabkan dia bisa dijadikan idola? Kegantengan?? Terus kalau dia udah tua? Atau ada orang yang lebih ganteng lagi? Kekayaan? Kalau dia udah miskin? Jabatan? Kalau dia kesandung kasus korupsi, jadi tersangka? Wah ternyata standar materi ga bisa dijadikan patokan untuk menjadi seorang idola ya. Berarti butuh satu hal yang ga akan bisa “lapuk”.

Coba berpikir ke pendahulu-pendahulu kita yang punya misi dan tujuan yang benar dalam hidupnya. Berjalan di jalan yang memang sesuai dengan yang seharusnya, perbuatannya sesuai dengan ucapannya. Tidak takut akan dominasi manusia, karena mengerti diatas langit masih ada langit. Dan diatas langit tertinggi, masih ada yang memiliki langit. Kayanya yang begitu deh yang bisa dijadikan idola, idola untuk sekarang dan selamanya. 

Speak to my self

18/02/12

Heran


Terkadang kita tidak menyadari apa yang telah kita lakukan, apakah itu baik atau buruk. Semuanya hanyalah pandangan dari satu sisi saja, ya pandangan dari si pelakunya. Hal-hal baik yang kita lakukan berdasarkan pandangan kita saja, belum tentu mendapatkan respon yang baik dari orang lain. Bisa jadi orang malah berpikir sebaliknya dan menganggap kita terlalu ikut campur akan suatu hal yang tidak secara langsung kita terlibat didalamnya. 

17/02/12

ngakak sebentar


Gue terharu banget Pak Boss mandang gue begitu tinggi. Dia super yakin Christopher Reeves is not the real Superman, but I am.

Boss: Saya gak mau tau! Pokoknya kapal harus jalan tanggal 15! Apa pun caranya!
Gue: Cannot. Kita bukan pemilik kapal. Kapal mundur jadwalnya, kita gak bisa buat apa pun.
Boss: Saya gak mau tau!
Gue: Ok, apa boleh buat... saya pulang dulu ke rumah ambil sayap Superman, ntar saya terbangin barang kita ke Sarawak!
Boss: Kamu gak usah ngomong sinis begitu!
Gue: Saya gak sinis. Saya cari alternatip! Setau saya perusahaan kita belum beli itu kapal, jadi kita gak bisa atur jadwal. Satu-satunya cara, ya saya bawa terbang, kan?

Boss juga yakin gue bisa do miracles. Antara lain: ngatur cuaca.

Boss: Hah? Jadi kapal terlambat sampek Sandakan? Aduuuh kenapa ada cuaca buruk? Berapa lama? Gak bisa begitu dong. Apa gak bisa dicepetin badainya? Coba lain kali kamu kerja yang betul... diatur yang bener supaya kapal jangan sampek kena cuaca buruk!

New Spirit from a "Stranger"


Semangat, courage atau apapunlah yang disebut sebagai rasa untuk meningkatkan “passion” akan suatu hal dapat datang dari mana saja. Keluarga, sahabat, teman, orang yang baru dikenal, bahkan dari orang asing sekalipun. Yang paling seru adalah ketika semangat itu datang dari orang asing, ya sebenarnya hal itu lebih kepada bagaimana cara kita memandang suatu hal. Karena memang kita diberikan kemampuan berpikir untuk mengamati apa yang ada disekitar kita—ya pokonya teorinya seperti itu.

12/02/12

Reflection part 2

ya Alloh, ya Robb, luruskan niatku dalam setiap langkah yang ku ambil
semoga tidak ada kemunafikan dalam hatiku,
ketika aku memohon pertolongan dan ampunan dariMu





10/02/12

Bersyukur Ketika Sakit

Dalam sebuah riwayat dikisahkan bahwa bila seseorang sedang sakit maka Alloh mengutus empat malaikat. Malaikat pertama diperintahkan untuk mengambil kekuatannya sehingga orang itu menjadi lemah, malaikat kedua diperintahkan untuk mengambil selera makannya, malaikat ketiga diperintahkan untuk mengambil cahaya wajahnya sehingga orang itu menjadi pucat mukanya dan malaikat keempat diperintahkan untuk mengambil dosa-dosanya.

Dan bila Alloh mengembalikan kesehatannya, maka Alloh hanya akan memerintahkan tiga malaikat pertama untuk mengembalikan apa yang telah diambil dari orang tersebut. Karena kemuliaan-Nya, Alloh tidak memerintahkan malaikat terakhir untuk mengembalikan apa yang telah diambilnya. Namun Alloh memerintahkannya untuk membuang dosa-dosa itu kelautan.

Maka dari itu, janganlah pernah berpikir bila kita sakit berarti Alloh sedang memberikan cobaan pada kita. Tapi sebaliknya, bila kita sakit berarti Alloh sangat menyayangi kita karena Dia membuang semua dosa-dosa kita. Dan apabila kita meninggal dalam keadaan sakit, berarti kita meninggal dalam keadaan suci.

Wallahualam bi sawab

09/02/12

Khusnudzon

Jadi terinspirasi untuk nulisin hal ini…

Sebelumnya saya menganggap hal ini bukanlah hal besar dan tidak perlu dibesar-besarkan. Tapi ternyata anggapan itu salah, tidak semua orang berpikiran seperti itu—telat nyadar.

Beberapa orang beranggapan sangat positif terhadap hidupnya dan yang lainnya beranggapan sebaliknya. Ada orang yang terlalu positif dan ada juga yang terlalu negative. Ya saya salah satu golongan yang pertama, selalu menganggap positif akan segala hal. Saya pikir itu baik—biasa pengaruh bacaan, doktrinasi tanpa sadar—berpikir positif akan lebih membuat kita sehat. Tidak perlu repot-repot memikirkan pandangan buruk orang terhadap diri kita. Tidak perlu berpura-pura berlaku baik untuk mendapatkan simpati orang lain. Cukuplah dengan kesederhanaan dan ketulusan dalam setiap apa yang dilakukan.

Saya selalu berpikiran setiap orang itu baik, dan tidak ada salahnya untuk berlaku baik terhadap mereka. Jadi inget obrolan dengan seseorang, “fitrah manusia itu adalah mengakui kebaikan” –yang lainnya ga perlu dibahas disini karna akan sangat panjang…hehehe. Jadi bener dong kalau kita berlaku baik pada semua orang, bahkan orang yang baru kita temui untuk pertama kalinya. Karena fitrahnya itu, saya tidak peduli orang tersebut berlaku buruk pada orang lain selama dia tidak mengganggu dan merugikan saya, saya tetap akan berlaku baik pada nya. Perlakuan baik itu tidak perlu dijadikan patokan bahwa orang lain harus berlaku baik pula terhadap kita. Banyak factor yang menyebabkan mereka tidak mengapresiasi dengan semestinya terhadap apa yang telah kita lakukan. Tapi ya sudahlah setiap orang memiliki latar belakang yang berbeda untuk apa yang mereka lakukan. Bagi saya, bila ada orang yang tidak mengapresiasi apa yang saya lakukan, maka cukuplah khusnudzon saya teradap mereka.