30/08/11

My very Blassing Ramadhan Part 2


Setiap ramadhan selalu memberikan cerita tersendiri, ini merupakan tahun kedua ber-ramadhan di kota orang. Kali ini status saya bukan lagi sebagai seorang karyawan di salah satu perusahaan swasta ibu kota. Status saya berubah beberapa hari menjelang bulan penuh berkah tiba. Saya menjadi mahasiswa kembali, di perguruan tinggi impian dari kecil. Alhamdulillah semua hal berat yang telah saya alami, berbuah manis dan indah.

Seperti karyawan lain yang ingin resign, selalu ada proses panjang. Namun, alhamdulillah perusaan begitu memahami maksud dan tujuan saya untuk melanjutkan sekolah. Sehingga semua proses dimudahkan dan saya resign tanpa masalah sedikitpun.
Setiap perpisahan pasti menyedihkan, begitu juga dengan ini. Meskipun tidak semua orang “menyesalkan” kepergian saya, tapi saya yakin beberapa orang yang telah saya anggap sebagai keluarga merasakan kesediahan yang sama. Tapi saya yakin, bila pertemanan itu didasari hanya mencari cinta Allah, silaturahim yang telah terbangun insyaAllah tidak akan pernah putus.

Beberapa hari menjelang ramadhan, perkuliahan telah berlangsung. Kesibukan yang luar biasa terus menggerus tenaga dan pikiran kami semua. Bayangkan, setiap hari selalu ada tugas yang harus selesai keesokan harinya. Setiap malam diisi dengan diskusi dan belajar kelompok, kita semua baru bisa tidur paling cepat pukul 24.00. Pernah suatu waktu kita mengerjakan tugas di salah satu “komplek” kostan – disebut komplek karena kebanyakan teman-teman kost disana – sampai di “usir” oleh penjaganya karena sudah pukul 02.00 kita belum pulang. Sungguh pengalaman yang luar biasa.

Selain keluarga baru dikampus, keluarga di kantor pun tidak begitu saja melupakan saya. Mereka masih dengan hangat menyambut saya, dan membantu segala yang saya butuhkan. Subhanallah, mudah-mudahan segala kebaikan dibalas dengan yang lebih baik. Aamiin

Perkuliahan yang baru berlangsung selama satu bulan ini, bukan tanpa rintangan dan hambatan. Banyak sekali kekesalan yang terjadi karena kesalah pahaman, kurangnya komunikasi dan kebiasaan bekerja mandiri membuat masalah makin runyam. Memang kecenderungan untuk melakukan kesalahan dalam bergaul sangatlah besar, bukan hanya karena keegoan semata tapi kebiasaan yang membawa kita merasa paling benar. Semua itu merupakan pembelajaran yang memang harus dilalui. InsyaAllah, dengan bimbingan dari-Nya semua ini dapat dilalui dengan kemudahan dan membawa pelajaran.

Ramadhan yang selalu luar biasa,,Alhamdulillah.
Ya Allah, pertemukan ku dengannya tahun depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar