Bandung, 28 Agustus 2011
Hari itu bertepatan dengan hari ke 28 Ramadhan 1432H. Hari pertama sahur dengan keluarga di tahun ini, ibu titip amanah untuk menitipkan infaq di masjid. Alhasil pagi itu saya pergi ke masjid dengan tujuan hanya menitipkan infaq. Namun, setelah menyampaikan amanah ibu saya melihat anak-anak yang dengan sabar dan antusias mengikuti acara kuliah subuh yang memang rutin di selenggarakan masjid setempat dari waktu saya kecil.
Dengan sedikit mengenang, saya duduk berlama-lama dalam masjid. Rasanya baru saja kemarin saya yang duduk di sini sambil menahan kantuk, sekarang saya mengenang masa itu dengan senyum. Betapa masa kecil yang indah, diisi dengan kegiatan yang bisa membuat saya bangga sekarang.
Ketika sedang asik melamun, saya dikagetkan oleh sapaan lembut seorang anak perempuan. Dia menanyakan nama saya dan dimana saya tinggal, dia sedikit heran melihat oranga yang tak dikenalnya.
Acara kuliah subuh pun dibuka oleh salah satu ustadz disana, yang juga guru saya. Entahlah, mungkin karena beliau melihat saya masih duduk disana, beliau sedikit bercerita tentang awal mula diadakannya kuliah subuh. Dan beliau pun memperkenalkan saya sebagai salah seorang santrinya, dengan sedikit malu saya menganggukan kepala tanda mengiyakan apa yang beliau sampaikan.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap akhir bulan ramadhan kuliah subuh diisi dengan acara bagi-bagi hadiah untuk santri yang rain puasa dan kuliah subuh. Lagi-lagi saya mendapat kejutan, sang guru meminta saya memberika hadiah untuk salah seorang santri yang rajin. Sungguh tersanjung saya hari itu, ternyata beliau masih mengenal saya. Subhanallah, sebuah pelajaran lagi bagi saya yang terkadang mengacuhkan orang lain.
Hari itu bertepatan dengan hari ke 28 Ramadhan 1432H. Hari pertama sahur dengan keluarga di tahun ini, ibu titip amanah untuk menitipkan infaq di masjid. Alhasil pagi itu saya pergi ke masjid dengan tujuan hanya menitipkan infaq. Namun, setelah menyampaikan amanah ibu saya melihat anak-anak yang dengan sabar dan antusias mengikuti acara kuliah subuh yang memang rutin di selenggarakan masjid setempat dari waktu saya kecil.
Dengan sedikit mengenang, saya duduk berlama-lama dalam masjid. Rasanya baru saja kemarin saya yang duduk di sini sambil menahan kantuk, sekarang saya mengenang masa itu dengan senyum. Betapa masa kecil yang indah, diisi dengan kegiatan yang bisa membuat saya bangga sekarang.
Ketika sedang asik melamun, saya dikagetkan oleh sapaan lembut seorang anak perempuan. Dia menanyakan nama saya dan dimana saya tinggal, dia sedikit heran melihat oranga yang tak dikenalnya.
Acara kuliah subuh pun dibuka oleh salah satu ustadz disana, yang juga guru saya. Entahlah, mungkin karena beliau melihat saya masih duduk disana, beliau sedikit bercerita tentang awal mula diadakannya kuliah subuh. Dan beliau pun memperkenalkan saya sebagai salah seorang santrinya, dengan sedikit malu saya menganggukan kepala tanda mengiyakan apa yang beliau sampaikan.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap akhir bulan ramadhan kuliah subuh diisi dengan acara bagi-bagi hadiah untuk santri yang rain puasa dan kuliah subuh. Lagi-lagi saya mendapat kejutan, sang guru meminta saya memberika hadiah untuk salah seorang santri yang rajin. Sungguh tersanjung saya hari itu, ternyata beliau masih mengenal saya. Subhanallah, sebuah pelajaran lagi bagi saya yang terkadang mengacuhkan orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar