Seorang sahabat pernah dengan tiba-tiba mengirimi saya sebuah pesan singkat, pesan tersebut berbunyi
"Ketika kita mohon kekuatan, Allah memberikan kesulitan agar kita kuat.
Ketika kita mohon kebijaksanaan, Allah memberikan masalah untuk kita pecahkan.
Ketika kita mohon kesejahteraan, Allah memberikan akal untuk berpikir.
Ketika kita ohon keberaniaan, Allah memberikan bahaya untuk diatasi.
Ketika kita butuh cinta, Allah memberikan orang-orang bermasalah untuk kita tolong.
Kita tidak pernah menerima apa yang kita pinta, tapi mendapat apa yang kita butuhkan."
Waktu itu saya tidak mengerti apa yang ingin disampaikan sahabat saya itu. Satu hal yang saya mengerti hanyalah kata-kata terakhirnya, yang memang sering saya dengar.
Tapi, setahun berselang saya mengalami kejadian yang benar-benar membuat saya mengerti apa maksud dari pesan singkat tersebut.
Saat itu saya merasa pada kondisi yang sangat normal. Sampai datanglah seorang teman yang membuat saya berpikir ingin sekali belajar banyak darinya. Namun, orang tersebut sangat susah untuk didekati yang menyebabkan saya sedikit menunda keinginan untuk belajar darinya. Orang ini sangat mengagumkan, mandiri dalam kemanjaannya tapi tetap tegas.
Disisi lain, saya bertemu dengan orang baru yang awalnya saya tidak terlalu meresponnya. Tapi karena keadaan memaksa kita untuk terus berinteraksi setiap hari, maka lama kelamaan saya mulai bisa menerima orang tersebut. Malahan saya menjadi dekat dengannya, kita sering ngobrol berbagai masalah mulai dari masalah kerjaan, kuliah, sampai dengan masalah pribadi. Karena pertemuan tersebut terjadi di tempat magang, jadi kita lebih sering membicarakan masalah materi pekerjaan yang dikerjakan disana. Dia sering mengeluhkan pembimbingnya yang menginginkan dia membahas seluruh aspek pekerjaan yang ada. Dan yang bisa saya lakukan hanyalah mendengarkannya dan memberi masukan mengenai cara menghadapi keadaan seperti itu dan juga beberapa materi yang telah saya ketahui sebelumnya.
Saya tidak menyangka, karena kedekatan saat itu yang awalnya saya anggap hanya kewajaran yang memang sudah seharusnya dilakukan, mendapaka feedback yang tak terduga. Kita adalah dua individu yang berbeda, kenalpun baru sekitar satu bulan tapi rasanya sudah kenal begitu lama.
Dan tak berapa lama dari situ, saya juga dekat dengan orang yang saya kagumi dan belajar banyak tentang berbagai hal darinya.
Saya baru menyadari ternyata apa yang sahabat saya tuliskan dalam pesan singkatnya itu benar, "Ketika kita butuh cinta, Allah memberikan orang-orang bermasalah untuk kita tolong." Benar-benar terjadi, saat saya menginginkan belajar dari orang yang saya kagumi saya malah harus mengajari orang bagaimana cara menghadapi masalah yang dianggapnya sulit.
Dengan pengalaman ini, sekarang saya bisa mengatakan bahwa "Cinta itu bisa datang dari mana saja dan dari siapa saja. Dan orang bermasalah yang dimaksukan bukan hanya orang brutal yang selalu dianggap pengganggu, masalah disini banyak sekali macamnya. Ketika kita melakukan sesuatu untuk menolong orang dengan penuh ketulusan, cinta itu akan datang dengan sendirinya baik dari orang yang kita tolong maupun dari orang yang memang kita cintai."
Bagaimana menurut anda pengalaman saya ini?????
Dan bagaimana pula pengalaman anda?
iya, harus banyak bersabar n intropeksi diri..mkasih
BalasHapus