Wow,,,lama banget ga
posting. Oklah coba kita mulai lagi dengan sesuatu yang telah saya alami
beberapa bulan kebelakang. New day, new story, new experience…
Banyak orang yang hadir
dan berlalu begitu saja dalam hidup saya, banyak yang berbekas dan memberikan banyak
pelajaran untuk pendewasaan diri—meski bekasnya bikin sakit kalau diingat…hehehe.
Beberapa orang memang berhasil “menguasai” hati saya pada saat itu, dan
berhasil membuat saya memberikan “keistimewaan” padanya, tapi ternyata apa yang
saya lakukan saat itu adalah sebuah kesalahan. Namun, orang kan belajar dari
kesalahan. Tidak ada seorangpun yang berhasil tanpa melalui kesalahan. Hal itu
benar-benar membuat saya belajar, belajar untuk memperlakukan semua orang sama—no
leveling—dan yang terburuk saya lebih tidak peduli dengan siapapun lebih dari
sebelumnya.
Soliter? Ya saya memang
seorang soliter, dan disaat itu—saat saya benar-benar sudah tidak ingin
memiliki orang terdekat—saya ingin membangun image baru. Dimana tak ada seorangpun mengetahui latar belakang
saya, sehingga saya dengan bebas membangun identitas baru sebagai seseorang yang
mudah bergaul dengan siapapun, orang yang dapat beradaptasi dengan apapun,
orang yang dapat diandalkan. Haha…lucu juga, saya ingin terlihat sangat
sempurna tanpa bantuan siapapun. Tapi ternyata apa yang saya lakukan berhasil,
saya dapat berbaur dengan siapa saja tanpa kendala, saya dapat melakukan
hal-hal yang belum pernah saya lakukan sebelumnya dengan ringan, dan yang
terpenting adalah orang-orang tidak mengetahui siapa saya sebenarnya—hooo, jago
juga nih ternyata :D.
Tapi semuanya berubah
setelah negara api menyerang…eh,,,engga-engga. Semuanya berubah setahun
kemudian, ketika ada sesorang yang menanyakan kedekatan saya dengan dia. Mempertanyakan
kenapa kadang saya mendekat dan kadang saya menjauh. Dari situ, saya mulai lagi
untuk membuka diri dari sesuatu yang sebelumnya saya hindari—ya saya menghindarinya
satu tahun ini. Tapi sebenarnya perasaan dekat dengan orang itu sudah saya
rasakan jauh sebelum dia mempertanyakan semua hal itu. Semuanya berjalan dengan
indah kembali, I can express my feeling and I don’t avoid myself again to be another
half. Dan petualangan kembali dimulai…hahaha
Hal-hal “ajaib” terjadi
dalam perjalanan saya dan teman baik saya ini, hal yang belum saya alami
semuanya ada. Hal “ajaib” pertama adalah, sejak saya dapat mengendarai motor 10
tahun yang lalu saya tidak pernah jatuh dari motor. Tapi beberapa minggu bersamanya,
tiba-tiba saya terjatuh. Alhamdulillah tidak ada pihak-pihak yang terluka parah
atas insiden ini, dua kali kami terjatuh dari motor. Tapi hal ini tidak membuat
kami kapok, malah saat-saat berboncengan dengannya adalah saat-saat dimana kami
dapat lebih mengenal satu sama lain.
Hal “ajaib” lainnya
adalah, candle light dinner berdua. Hahaha…geli banget dah, memang sih itu
bertepatan dengan satu moment
istimewa. Sebelumnya saya tidak pernah makan berdua dengan seseorang, tapi kali
ini saya tak dapat menolak—dipaksa—karena memang saya menginginkannya juga. Memang
ada saat dimana kita merasakan perlu untuk berbagi dengan teman terbaik yang
kita miliki.
Keajaiban lainnya
adalah ketika saya bersedia mengendarai motor pada track yang belum pernah saya lalui sebelumnya. Dengan keberanian
yang hanya sedikit, saya nekad memboncengnya. Perjalanan berjalan mulus dan menggembirakan
pada awalnya, meski banyak sekali “wahana” yang kami lewati. Jalanan terjal,
tikungan tajam, turunan yang masyaAlloh, sampai kendaraan besar yang banyak
banget…ga lagi-lagi deh. Dan yang paling amazing
adalah tanjakan yang membuat ban depan motor saya terangkat, Alhamdulillah masih
diselamatkan Alloh.—horor banget tuh perjalanan…
Dan keajaiban terakhir
adalah, saya kena tilang.hahaha
Hari itu sangat panas,
dan entah mengapa tak seperti biasanya saya tidak mengikuti kata hati saya—ya emang
harus diingetin pake cara itu kali…hehehe. Jadilah saya ngambil jalur yang
tidak boleh dilalui, akhirnya distop pak polisi. Benar juga ya yang bilang, apa
yang kita dapatkan adalah apa yang kita lakukan. Ya karena saya sopan santun dan
ga nyolot, jadilah pak polisinya ga ngotot juga minta saya sidang atau titip
sidang. Akhirnya saya memilih untuk membayar denda tilang ke bank tertunjuk,
dan tau kan anda???bank itu jauhnya minta ampun. Langsung lah meluncur ke sana,
karena memburu waktu sebelum dzuhur.
Perjalanan yang amazing—mulai lagi pake istilah ini—sekali,
dan sudah beberapa hari ini saya tidak bertemu dengan dia. Ada sesuatu yang
terasa mengganjal, tapi entah apa itu. Ada sesuatu yang hilang, tapi saya tak
pernah mengerti. Ada tawa yang tertahan, tapi senyum ini masih ada. Ada rasa
yang tak terucapkan, tapi dia mengerti.
Miss you my sister… :)
I already back,haha....
BalasHapus