Selalu saja ada yang dapat saya pelajari dari teman-teman di
ciroyom. Sore itu saya datang sedikit terlambat, kegiatan sudah dimulai. Sambil
berjalan menuju kumpulan adik-adik yang sedang asik mewarnai, salah seorang
kaka relawan menghampiri saya dan menawarkan coklat—coklatnya banyak banget,
tadinya mau ngambil banyak…hahaha. Kemudian duduklah saya dekat salah satu
anak, tiba-tiba Ita menghampiri dan minta ditemani mewarnai. Tidak lama, Ajay
dengan membawa meja mendekati saya. Dia ingin menunjukan kebisaannya mewarnai
didepan saya,,,hehehe. Kemudian seorang anak menghampiri saya dengan membawa
coklat—kayanya Ridwan deh—setelah memotong coklat yang ada ditangannya, dia
memberikan potongan coklat itu pada saya. “ka, ini buat kaka.”, “udah ko, saya
udah dapet”. Mendengar perkataan saya itu, dia tetap memaksa. “Engga ka, tadi
dia udah satu, aku satu, satu lagi buat kaka”. Sambil tersenyum, saya mengambil
potongan coklat dari tangannya.
Subhanalloh, anak seperti mereka saja masih ada rasa peduli
untuk berbagi dengan kita. Mereka tidak hanya memikirkan dirinya sendiri,
mereka masih tau bahwa hidup ini adalah tentang berbagi. Salut saya de…
Malamnya, sekitar habis maghrib. Salah satu relawan mengajak
saya untuk berkunjung ke rubel yang ada di kolong jembatan cihampelas. Katanya,
besok ada beberapa anak cihampelas yang akan disunat. Pergilah kami bertujuh
kesana. Sesampainya disana, suasana sangat gelap—apa lagi di tempat anak-anak
belajar—disana terbaring Sukma yang kakinya masih belum bebas bergerak. Oh iya,
sedikit informasi kalau Sukma itu salah satu anak rubel yang beberapa waktu
lalu—kira-kira sebulan lalu—terkena musibah. Kakinya patah, waktu dia ngamen di
salah satu angkutan umum. Setiap nengok Sukma, pasti dia selalu tertawa –memang,
dia mengidap downshindrome--, tak pernah dia meringis kesakitan. Atau memang ga
sakit ya???hehehe
Selain Sukma, ada juga Jajang. Jajang memang sudah lebih
dewasa, dia yang selama ini membantu merawat Sukma. Malam itu, saya baru tau
kalau Jajang pernah menjadi “perawat” sebelumnya. Sukma bukanlah orang pertama
yang di rawat oleh Jajang, dia juga pernah merawat Didin waktu kecelakaan dulu.
Oh iya, malam sebelumnya saya makan malam dengan Ajay. Memang
tidak disengaja, waktu pulang dia minta saya mengantarnya kebawah. Sambil membonceng,
saya tanya “Ajay udah makan?”. “Mau cari uang dulu ka”, jawabnya. Kemudian saya
ajak dia makan bareng, dia menunjukan penjual kupat tahu. Setelah pesan,
ternyata dia meminta dibungkus. Ketika saya tanya, dia menjawab “kasian mama”. Hmm,,ok
jay saya berhutang satu sama kamu…
Wah, hebat sekali mereka. Lagi-lagi saya belajar tentang
berbagi, bagaimanapun kondisi kita, selama kita masih mampu pastikan kita dapat
selalu bermanfaat untuk orang lain. Dan satu lagi, belajar itu bisa dilakukan
dimana saja dan dari siapa saja. Tidak peduli dia hanya seorang anak yang biasa
hidup dijalanna, tak peduli dia lebih muda, banyak hal baik yang bisa kita
teladani dari mereka.
I am sure this paragraph has touched all the
BalasHapusinternet visitors, its really really fastidious paragraph on building up new blog.
my web-site tampa car accident attorneys