Berapa banyak sih cerita perjuangan anak-anak untuk
bersekolah yang pernah kita dengar. Berapa banyak cerita perjuangan untuk dapat
hidup lebih layak yang pernah kita saksikan. Berapa banyak cerita kesuksesan
dari seseorang yang dulunya bukan apa-apa yang pernah menjadi inspirasi kita?
Tapi, berapa banyak dari cerita itu yang kita dapat terlibat
didalamnya? Ya memang tidak menjadi tokoh utama, tapi paling tidak kita menjadi
tokoh pendukung yang selalu ada dekat dengan tokoh utama.
Dulu, saat cerita-cerita itu hanya menjadi inspirasi dan
pelajaran, rasanya tidak mungkin orang-orang seperti itu ada disekitar saya. Alhamdulillah
saya berasal dari keluarga yang berkecukupan, cukup makan, cukup pakaian, dan
orang tua saya mampu untuk menyekolahkan saya sampai jenjang pendidikan tinggi.
Memang saat sekolah dasar ada beberapa teman yang ‘berjuang’ sendiri untuk
mencukupi kebutuhan buku dan perlengkapan sekolah lainnya. Tapi saat itu, ya
namanya juga anak-anak ga ada sampai kepikiran kalau mereka itu orang-orang
hebat. Teman-teman saya hebat, meski mungkin mereka hanya dapat bertahan sampai
sekolah menengah. Saya salut dengan kalian, saya tak ada apa-apanya bila
dibandingkan dengan kalian. I proud of
you guys… (Y)
Dan sekarang coba bayangkan, bagaimana rasanya menjadi
bagian dari perjuangan mereka? Memang tidak sebesar apa yang mereka rasakan,
tapi paling tidak lagi-lagi dapat menjadi sumber ilmu dan pengalaman. Merasakan
apa yang mereka rasakan dan mencoba memahami kondisi yang tidak selamanya
sesuai dengan apa yang diharapkan.
Entah bagaimana ceritanya, saya tiba-tiba bisa dekat dengan
salah satu teman saya. Dia berasal dari daerah yang sangat berbeda dengan saya.
ya meski demikian, kita dapat saling mengerti satu sama lain. Hari demi hari
kita lalui bersama, banyak hal yang sering kita diskusikan, dari masalah kuliah
sampai keluarga. Saya memang sudah menduga bahwa dia memiliki latar belakang
keluarga yang berbeda dengan saya, tapi saya tak berani menanyakan lebih jauh. Sampai
pada akhirnya, sore itu dia menceritakan semuanya dengan berlinang air mata. Dari
situ saya tau bahwa dialah salah satu pejuang itu, dialah yang akan menjadi
inspirasi saya, dialah yang akan menjadi pembanding saya, dialah yang akan
menjadi guru saya.
Ternyata berada dalam posisi seperti itu bukanlah hal yang
mudah, bukan pula semanis di sinetron tv tapi tidak juga mengerikan seperti
yang sering kita liat dilayar kaca. Ini adalah kehidupan, jadi semua yang
terjadi mau tidak mau, siap tidak siap harus dihadapi. Dan hari esok masih
menanti untuk melanjutkan masalah kermarin yang belum juga terselesaikan. Semua
masalah berkutat disitu, financial
problem. Masalahnya adalah ketika kita tidak memiliki cukup uang untuk
melanjutkan hidup bukan berarti kita berhenti hidup. Akal ini diciptakan untuk
mengatasi masalah-masalah besar, jadi apakah masalah seperti ini harus membuat
kita lupa diri dan menghalalkan segala cara? Be wise guys…
Tapi saya salut dengan semangat teman saya yg satu ini, dia
tidak pernah menyerah untuk terus melanjutkan dan menyelesaikan kuliahnya. Meskipun
banyak sekali halangan, masalah ketika ada kebutuhan untuk menjilid laporan,
bayar kostan, bayar uang wisuda dan banyak kebutuhan lainnya. Bukannya orang
tuanya tidak memberikannya biaya, tapi dia telah menyadari bahwa ketika dia
kuliah disini, jauh dari keluarganya, orang tuanya membutuhkan banyak sekali
uang untuk mendukung kuliahnya juga masih ada rumah yang harus dibiayai. Dan keluarganya
bukan termasuk dari golongan mampu, yang setiap bulan dapat mengirimi anaknya
uang yang relative cukup untuk memenuhi semua kebutuhannya selama satu bulan.
Dan bukan juga orang tuanya tidak berusaha memberikan yang
terbaik bagi anak-anaknya, tapi itu semua sudah pada batas kemampuannya. Dan saya
merasakan betapa beratnya perjuangan dia dan keluarganya untuk maju.
Dia bukan tipe orang yang pasrah akan keadaannya, yang dia
tau adalah bagaimana caranya dia dapat berubah menjadi lebih baik. Semua cara
halah diusahakannya untuk memperbaiki kondisi financial nya, dia tidak kenal menyerah. Dia bermental baja, ya
kata dia sih itu didapatkannya dari lingkungan saat dia kecil. Mental itu
tumbuh dalam dirinya dengan alami, semua kesulitan membuatnya kuat, membuatnya
tidak akan pernah menyerah pada apapun yang belum diusahakannya.
Hanya satu kata yang dapat saya sampaikan untuk
menggambarkan dirinya, HEBAT.
Saudariku, terimakasih utnuk menjadi guruku, terimakasih
untuk menunjukanku arti perjuangan yang sebenarnya, terimakasih untuk
mengajariku apa itu berkorban, dan terimakasih untuk semangatmu yang tak pernah
padam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar