25/05/13

Perjuangan

Berapa banyak sih cerita perjuangan anak-anak untuk bersekolah yang pernah kita dengar. Berapa banyak cerita perjuangan untuk dapat hidup lebih layak yang pernah kita saksikan. Berapa banyak cerita kesuksesan dari seseorang yang dulunya bukan apa-apa yang pernah menjadi inspirasi kita?
Tapi, berapa banyak dari cerita itu yang kita dapat terlibat didalamnya? Ya memang tidak menjadi tokoh utama, tapi paling tidak kita menjadi tokoh pendukung yang selalu ada dekat dengan tokoh utama. 

Dulu, saat cerita-cerita itu hanya menjadi inspirasi dan pelajaran, rasanya tidak mungkin orang-orang seperti itu ada disekitar saya. Alhamdulillah saya berasal dari keluarga yang berkecukupan, cukup makan, cukup pakaian, dan orang tua saya mampu untuk menyekolahkan saya sampai jenjang pendidikan tinggi. Memang saat sekolah dasar ada beberapa teman yang ‘berjuang’ sendiri untuk mencukupi kebutuhan buku dan perlengkapan sekolah lainnya. Tapi saat itu, ya namanya juga anak-anak ga ada sampai kepikiran kalau mereka itu orang-orang hebat. Teman-teman saya hebat, meski mungkin mereka hanya dapat bertahan sampai sekolah menengah. Saya salut dengan kalian, saya tak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan kalian. I proud of you guys… (Y)

Dan sekarang coba bayangkan, bagaimana rasanya menjadi bagian dari perjuangan mereka? Memang tidak sebesar apa yang mereka rasakan, tapi paling tidak lagi-lagi dapat menjadi sumber ilmu dan pengalaman. Merasakan apa yang mereka rasakan dan mencoba memahami kondisi yang tidak selamanya sesuai dengan apa yang diharapkan.

Entah bagaimana ceritanya, saya tiba-tiba bisa dekat dengan salah satu teman saya. Dia berasal dari daerah yang sangat berbeda dengan saya. ya meski demikian, kita dapat saling mengerti satu sama lain. Hari demi hari kita lalui bersama, banyak hal yang sering kita diskusikan, dari masalah kuliah sampai keluarga. Saya memang sudah menduga bahwa dia memiliki latar belakang keluarga yang berbeda dengan saya, tapi saya tak berani menanyakan lebih jauh. Sampai pada akhirnya, sore itu dia menceritakan semuanya dengan berlinang air mata. Dari situ saya tau bahwa dialah salah satu pejuang itu, dialah yang akan menjadi inspirasi saya, dialah yang akan menjadi pembanding saya, dialah yang akan menjadi guru saya.

Ternyata berada dalam posisi seperti itu bukanlah hal yang mudah, bukan pula semanis di sinetron tv tapi tidak juga mengerikan seperti yang sering kita liat dilayar kaca. Ini adalah kehidupan, jadi semua yang terjadi mau tidak mau, siap tidak siap harus dihadapi. Dan hari esok masih menanti untuk melanjutkan masalah kermarin yang belum juga terselesaikan. Semua masalah berkutat disitu, financial problem. Masalahnya adalah ketika kita tidak memiliki cukup uang untuk melanjutkan hidup bukan berarti kita berhenti hidup. Akal ini diciptakan untuk mengatasi masalah-masalah besar, jadi apakah masalah seperti ini harus membuat kita lupa diri dan menghalalkan segala cara? Be wise guys

Tapi saya salut dengan semangat teman saya yg satu ini, dia tidak pernah menyerah untuk terus melanjutkan dan menyelesaikan kuliahnya. Meskipun banyak sekali halangan, masalah ketika ada kebutuhan untuk menjilid laporan, bayar kostan, bayar uang wisuda dan banyak kebutuhan lainnya. Bukannya orang tuanya tidak memberikannya biaya, tapi dia telah menyadari bahwa ketika dia kuliah disini, jauh dari keluarganya, orang tuanya membutuhkan banyak sekali uang untuk mendukung kuliahnya juga masih ada rumah yang harus dibiayai. Dan keluarganya bukan termasuk dari golongan mampu, yang setiap bulan dapat mengirimi anaknya uang yang relative cukup untuk memenuhi semua kebutuhannya selama satu bulan.
Dan bukan juga orang tuanya tidak berusaha memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya, tapi itu semua sudah pada batas kemampuannya. Dan saya merasakan betapa beratnya perjuangan dia dan keluarganya untuk maju.
Dia bukan tipe orang yang pasrah akan keadaannya, yang dia tau adalah bagaimana caranya dia dapat berubah menjadi lebih baik. Semua cara halah diusahakannya untuk memperbaiki kondisi financial nya, dia tidak kenal menyerah. Dia bermental baja, ya kata dia sih itu didapatkannya dari lingkungan saat dia kecil. Mental itu tumbuh dalam dirinya dengan alami, semua kesulitan membuatnya kuat, membuatnya tidak akan pernah menyerah pada apapun yang belum diusahakannya.
Hanya satu kata yang dapat saya sampaikan untuk menggambarkan dirinya, HEBAT.

Saudariku, terimakasih utnuk menjadi guruku, terimakasih untuk menunjukanku arti perjuangan yang sebenarnya, terimakasih untuk mengajariku apa itu berkorban, dan terimakasih untuk semangatmu yang tak pernah padam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar