Hari ini hari minggu, bertepatan dengan salah satu event besar yang terjadi di kota Bandung.
Yupz pemilihan walikota dan wakilnya yang akan menjabat dan mengatur kota
Bandung ini selama lima tahun kedepan. Event
ini sedikit mengganggu rencana yang telah saya buat, karena saya lupa ada
pilkada hari ini, tapi ya masih bisa ditolerilah.hehehe
Pagi ini, saya masih mengantuk tapi harus segera bangun dan
mandi karena ibu sudah memanggil-manggil untuk berangkat ke TPS bersama-sama—kenapa
harus sama-sama coba? Kenapa harus pagi-pagi juga?—padahal biasanya kalau saya
sendiri lebih memilih dimenit-menit terakhir.hehehe
Akhirnya sampai juga di TPS yang jaraknya memang tidak
begitu jauh dari rumah, disana sudah ada beberapa orang yang “memenuhi haknya”
untuk memilih wakilnya ceunah. Memang aga lengang juga, tapi ada satu kejadian
yang membuat saya berpikir “ada apa dengan negeri ini”. Ketika akan menyerahkan
kartu pemilih pada panitia, adik saya menahan saya sejenak katanya dia mau
melihat dulu siapa saja yang menjadi kandidat walikota tahun ini. Loh bukannya
semuanya sudah kampanye dan selalu muncul di layar TV satu bulan terakhir ini,
ko masih ga ngerti juga siapa. Ternyata bukan hanya adik saya yang melakukan
hal tersebut, ada beberapa orang yang melihat siapa saja kandidat walikota. Waduh
gimana ini, berarti mereka menentukan pilihan disaat-saat terakhir, berarti itu
semua hanya berdasarkan penlaian pada gambar saja, berarti mereka belum tau apa
yang sebelumnya dijanjikan saat kampanye, berarti mereka gambling untuk nasib kotanya. Wow menarik…hihihi
Kejadian tersebut sangat menarik untuk saya, jangan-jangan
setiap diadakan pemilihan wakil rakyat semua orang—apa lagi yang ada di daerah—hanya
mengira-ngira siapa yang paling pantas untuk mewakili mereka pada saat-saat
terakhir. Saya rasa kesadaran akan rasa memiliki negeri ini masih sangat kecil,
atau bahkan mereka tidak peduli dengan siapa yang akan menjadi pemimpin mereka.
Yang terpenting bagi mereka adalah asalkan kehidupannya nyaman, semua
kebutuhannya terpenuhi, tidak masalah siapapun pemimpinnya. Ya memang
seharusnya seperti itu, tidak ada figuritas dalam memilih pemimpin yang
terpenting dia dapat mengemban amanah untuk memimpin rakyatnya dengan cara-cara
yang benar.
Jika menilik pada diri saya, sebenarnya saya orang yang
sangat konsisten. Saya konsisten untuk memilih karena saya sudah mengetahui apa
dan bagaimana sosok-sosok yang mencalonkan diri itu. Ya saya konsisten untuk
memilih semuanya….hahaha. Karena menurut saya, untuk membuat masyarakat
sejahtera pemimpin yang baik saja tidak cukup. Yang pertama harus dilihat
adalah system yang menjadi kerangka kerja dari pemimpin kita. Saya pernah
mendengar quote yang bagus disalah satu film, yang menceritakan tentang
pembangunan sebuah kapal. Quote itu berbunyi “Lebih baik pekerja yang tidak sempurna tapi mengerjakan rancangan yang
sempurna, dari pada pekerja yang sempurna mengerjakan rancangan yang tidak
sempurna”. Dari quote tersebut saya melihat bahwa tidak masalah pemimpinnya
“jelek” yang penting sistemnya bagus, yang penting sistemnya sempurna, karena
ketika mengerjakan sebuah rancangan yang sempurna hasilnya akan baik karena
kerangkanya sudah sempurna. Namun, ketika sistemnya berantakan, sistemnya tidak
sempurna, sehebat apapun pemimpinnya, hasilnya akan kacau karena dari awal
kerangkanya sudah tidak bagus.
So, let’s have a thinks about it
gambar by : http://blog.tempointeraktif.com/wp-content/uploads/2009/04/portal-buat-blog-ti.jpg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar