07/08/13

Blow Some Pure Full (My verry Blessing Ramadhan)


Banyak kejadian yang terjadi dalam hidup saya, yang membuat saya semakin dewasa dalam menghadapi kehidupan dan permasalahannya. Banyak kejadian pahit, tapi lebih dari itu lebih banyak lagi kejadian manisnya. Kejadian-kejadian yang membuat saya berpikir dan terus membenahi diri untuk dapat lebih baik lagi kedepannya.
Kehidupan orang lain, atau interaksi mereka dengan say adapt juga menjadi bahan pelajaran yang begitu berharga. Banyak makna yang dapat kita ambil bila kita mau berpikir.

Beberapa waktu yang lalu, saya melakukan perjalanan ke dua kota yang berbeda. Di kota pertama, saya tinggal bersama teman kuliah saya. Keluarganya sangat sederhana, tapi penghormatannya pada tamu tidaklah sederhana. Keluarganya sangat “memanjakan” saya, samapi-sampai saat akan pulang mereka bersikeras membelikan saya oleh-oleh. Padahal mungkin uang yang digunakan untuk membelikan oleh-oleh lebih mereka butuhkan untuk kebutuhan sehari-hari lainnya. Sangat terlihat ketulusan yang mereka berikan kepada saya, tidak ada tendensi apa-apa untuk semua itu. Saya sangat kagum pada mereka.

Masih di kota yang sama, suatu hari menjelang ashar saya menunggu teman saya pulang dari kerjanya disebuah masjid. Saya berencana menunggunya disana, karena tidak ada tempat yang enak untuk menunggu selain masjid. Waktu ashar tiba, dan jamaan berdatangan. Ada satu ibu yang tiba-tiba bertanya pada saya dan akhirnya menawarkan saya untuk menunggu dirumahnya saja. Tidak sampai disitu, ibu itupun menawarkan saya untuk berbuka dirumahnya.

Pada hari lainnya saya pergi ke kota lain dengan menggunakan kereta api. Saya duduk bersebelahan dengan seorang ibu, kami berbincang selama dalam perjalanan. Ibu itu mengajak saya turun bersamanya sebelum stasiun terakhir, karena katanya lebih dekat dari situ untuk mencapai tujuan saya. Awalnya saya ragu, karena saya tidak tahu harus naek angkutan apa lagi untuk mencapai tujuan saya. Tapi karena satu dan lain hal, akhirnya saya menuruti ibu itu untuk turun bersamanya. Setelah turun dari kereta saya lebih kebingungan, karena mungkin saja ibu itu meninggalkan saya, atau ibu itu hanya mencari teman untuk menemaninya dan langsung menuju lokasi tujuannya. Tapi ternyata prasangka saya salah, ibu itu malah mengajak saya menanyakan pada polisi angkutan apa yang harus dinaiki untuk mencapai tujuan kami—karena memang ternyata satu arah.

Akhirnya kami menunggu bis yang telah ditunjukan polisi tadi. Bis sangat penuh dan hanya menyisakan satu tempat duduk kosong, saya pikir ya sudah ibunya saja yang duduk saya masih bisa berdiri ko. Tapi ternyata ibu itu mengajak saya duduk disampingnya, katanya meskipun sedikit tapi lumayan dari pada berdiri. Ternyata saya turun terlebih dahulu dari pada ibu itu, kemudian saya pamit dan turun dari bis.

Tidak sampai disitu ceritanya, ada seorang bapak-bapak yang turun bersama saya. Tiba-tiba bapak itu bilang, “gimana ada yang ilang ga? Tadi disana ada banyak banget copet”. “ga ada pak, Alhamdulillah” jawab saya. Kemudian bapak itu memberikan saya nasihat jika berada dalam bis yang padat seperti tadi, harus terus hati-hati.

Sepertinya sepele ya hal-hal yang terjadi pada saya ini, tapi berapa banyak sih orang yang melakukan hal tersebut pada orang yang tak dikenalnya? Apalagi dikota besar.

Dari pengalaman itu banyak sekali hal yang saya pelajari, ketulusan, kepedulian. Apakah saya bisa memberi sesuatu padahal saya masih membutuhkannya? Apakah saya bisa mengajak orang asing menunggu dirumah saya? Apakah saya bisa mengajak orang asing berjalan bersama? Apakah saya peduli dengan kondisi orang lain?

Memberi dengan tulus tidak akan membuat kita rugi, memberi dengan tulus tidak akan membuat kita merasa miskin, memberi dengan tulus malah dapat mendatangkan kebaikan-kabaikan lainnya.
Maka BLOW SOME PURE FULL… memberilah dengan tulus
Alhamdulillah…
:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar