Seorang teman pernah bertanya, apakah kejahatan terjadi karena adanya niat atau kesempatan?
Berikut adalah sebuah kisah nyata yang diceritakan oleh “pelaku” yang enggan disebutkan namanya. Sebut saja dia Bunga, dia adalah seorang mahasiswi yang senang berwirausaha, salah satu usahanya adalah berjualan pulsa elektronik. Seperti biasanya, dia selalu menyetorkan uang hasil penjualan pulsa pada salah satu bank yang ada di lingkungan kampusnya. Namun saat itu dia malas menghitung uang yang menurut dia jumlahnya tidak enak untuk dihitung – kayanya kebanyakan recehannya deh. Maka datanglah dia ke bank tersebut, suasana bank cukup ramai dan dia terpakasa mengantri. Ketika gilirannya, terjadilah percakapan antara Bunga dan teller
Teller : Selamat siang, setoran ya?
Bunga : Iya.
Teller : Berapa?
Bunga : Ga tau, belum dihitung.
Teller : Ko belum dihitung?
Bunga : Soalnya males, itungannya ga enak.
Dengan muka kesal , teller itu menjawab
Teller : Lain kali sebelum setor tolong dihitung dulu uangnya, jadi disini tinggal menyamakan hitungannya. Biar tidak ada kesalahan
Bunga : Iya
Bunga telah berhasil membuat teller itu kesal, dengan kesalnya teller menghitung uang Bunga yang memang kebanyakan uang pecahan seribu rupiah. Dengan wajah yang sudah tidak bersahabat, teller tersebut terus mengitung uang Bunga. Tiba-tiba teller berhenti menghitung dan memandang Bunga beberapa saat, melihat hal tersebut Bunga yang juga sedikit kesal kemudian berkata
Bunga : Tuh kan, ga enak itungannya.
Setelah mendengar perkataan Bunga, muka teller itu langsung merah padam menahan kesal.
Yah begitulah kisah Bunga, yang secara tidak sengaja melakukan “kejahatan”. Dia tidak pernah ada niat untuk membuat teller bank kesal, tapi karena ada kesempatan dan moment yang tepat dia berhasil melakukannya.
So, tanggapan saya tetap sama untuk pertanyaan teman saya itu. Kejahatan terjadi karena adanya kesempatan.
Its prove in this story.
Bunga : Iya.
Teller : Berapa?
Bunga : Ga tau, belum dihitung.
Teller : Ko belum dihitung?
Bunga : Soalnya males, itungannya ga enak.
Dengan muka kesal , teller itu menjawab
Teller : Lain kali sebelum setor tolong dihitung dulu uangnya, jadi disini tinggal menyamakan hitungannya. Biar tidak ada kesalahan
Bunga : Iya
Bunga telah berhasil membuat teller itu kesal, dengan kesalnya teller menghitung uang Bunga yang memang kebanyakan uang pecahan seribu rupiah. Dengan wajah yang sudah tidak bersahabat, teller tersebut terus mengitung uang Bunga. Tiba-tiba teller berhenti menghitung dan memandang Bunga beberapa saat, melihat hal tersebut Bunga yang juga sedikit kesal kemudian berkata
Bunga : Tuh kan, ga enak itungannya.
Setelah mendengar perkataan Bunga, muka teller itu langsung merah padam menahan kesal.
Yah begitulah kisah Bunga, yang secara tidak sengaja melakukan “kejahatan”. Dia tidak pernah ada niat untuk membuat teller bank kesal, tapi karena ada kesempatan dan moment yang tepat dia berhasil melakukannya.
So, tanggapan saya tetap sama untuk pertanyaan teman saya itu. Kejahatan terjadi karena adanya kesempatan.
Its prove in this story.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar