Ga ada habisnya konsultasi masalah ini, heran padahal setiap
telpon ataupun ketemu pasti yang dibahas itu lagi, itu lagi—sebenernya engga
juga sih,,,hehehe. Atau memang masalah ini ga akan pernah berakhir sampai
ketemu dengan orang yang memang berjodoh dengan kita???—waduh pembahasannya,,,ga
nahan…wkwkwkwk
Topik utamanya ga jauh-jauh dengan masalah “percintaan”,
bukan kegalauan tapi hanya sedikit bingung dengan perasaan sendiri. Banyak faktor
yang membuat orang dapat tertarik dengan lawan jenis. Karena dia baik,
perhatian, selalu ada saat dibutuhkan—siga naon wae—dan yang lainnya. Ataupun karena
intensitas interaksi, ya kan kata om dhani cinta datang karena terbiasa.
Di wiken yang “sempurna” ini—karena lagi-lagi dihabiskan dengan
mereka yang jarang banget ketemu—lagi-lagi kami membahas masalah yang satu ini.
Sebenernya hanya mendengarkan dan memberikan tanggapan yang sama terhadap
masalah yang sudah sering banget diobrolkan—sampe apal, kalo dia ngomong gini
tanggapannya gini.hahaha. Kali ini yang beda adalah adanya “tamu istimewa” yang
telah merelakan waktunya dengan menempuh perjalanan panjang untuk bertemu
dengan kita—lebay. Ibu psikolog kita,
penasehat pribadi, teman curhat…hehehe. Kalau menurut saya dia satu-satunya
orang yang dapat dijadikan tempat curhat siapa saja (Y).
Dia lebih bisa memberikan penjelasan dari dua belah pihak,
dan berhasil membuat saya benar-benar mengangguk setuju dengan semua
argumentasi dan penjelasannya. Ok, ternyata terori yang mengatakan bahwa pria
memiliki 9 logika dan 1 perasaan penjelasannya adalah seperti ini. Dalam masalah
hubungan antara pria dan wanita, si pria berpikiran tidak perlu banyak
mengumbar kata-kata untuk menjadikan seorang wanita sebagai pacarnya. Karena yang
mereka lihat hanyalah bagaimana si wanita merespon segala hal yang diberikannya,
termasuk perhatian. Sedangkan wanita, dengan 9 perasaannya terus menebak-nebak
maksud dari si pria. Akhirnya si pria merasa tidak perlu memberikan penjelasan
tentang hubungannya dengan si wanita karena secara logika dia merasa si wanita
setuju dan bersedia menjadi pacarnya, dengan semua respon atas interaksi yang
telah dibangun. Namun, disisi lain si wanita terus menunggu penjelasaan si pria
untuk hubungan mereka.
Hmm,,kompleks yo
Dari obrolan yang berkutat dimasalah itu, satu yang dapat
disimpulkan bahwa pada saat-saat seperti ini, umur-umur segini sebenarnya yang
kita butuhkan adalah teman. Teman untuk berbagi segala hal kayanya…hehehe.
Ngomong-ngomong masalah jodoh, jadi keinget perkataan
seseorang. Kata dia, jodoh itu masalah kualitas. Kita akan bertemu dengan orang
yang kualitasnya sama dengan kita, maka teruslah meningkatkan kualitas diri
dalam segala hal untuk mendapatkan orang terbaik. Kalau kata di film sih burung
yang sejenis terbang bersamaan.
Kualitas diri…
Hmm,,berhubungan dengan kedewasaan berpikir dan kepandaian
menempatkan diri. Keadaan selalu siap untuk menghadapi hal paling buruk
sekalipun. Keadaan paling buruk, ketika dihadapkan pada pertarungan perasaan
dan kebenaran yang sudah tertanam dari kecil.
Hope the best for you-lah, mudah-mudahan kita dapat selalu
terus meningkatkan kualitas diri dan segera mendapatkan yang terbik.
Aamiin..
BalasHapus