kanu buruk masing butuh, kanu anyar masing lebar
Pepatah sunda itu, kayanya sangat tepat untuk apa yang telah
saya alami hari ini.
Tulisan ini dibuat bukan untuk pamer karena saya punya jam
baru, tapi lebih kepada hikmah dibalik setiap kejadian dan setiap harta yang
kita miliki.
Sudah bebrapa bulan ini, jam tangan yang saya miliki rusak. Entah
karena batrenya habis, atau memang karena itu jam udah rusak. Maklum, salah
satu benda bersejarah yang pernah saya punya—maksud bersejarah disini adalah
karena ini jam emang udah lama jadi milik saya. Dan saya aga ragu untuk
mengeceknya ke tukang jam, karena yang ditakutkan adalah kerusakan pada
mesinnya. Karena memang sudah lama juga, dan sering kehujanan bahkan sering
sekali terjatuh—pokonya nih jam udah sering melewati masa-masa sulit…hehehe.
Memang bukan jam bagus sih—read bermerk—dan itupun saya
dapatkan dari ayah saya. Beliau memberikannya karena katanya lingkar jam nya
kekecilan—haha,,ketauan, jam cowo :p. Tapi ya sudahlah ya, yang penting tuh
fungsinya. Selain menjadi petunjuk waktu, jam ini juga sudah sekitar 5 tahun
menjadi salah satu aksesoris yang “wajib” saya kenakan.hehehe
Karena memang kecurigaan terbesar kerusakan pada mesin, maka
saya putuskan untuk membeli jam tangan baru. Lagi-lagi bukan jam tangan bagus,
tapi sudahlah yang penting dapat memudahkan saya untuk mengetahui waktu. Dengan
peluh dan kebingungan mencari model jam tangan yang diinginkan, akhirnya
dibelilah sebuah jam tangan analog tanpa angka—so,,so-an ngerti—dengan tiga
buah jarum yang menunjukan jam, menit dan detik.
Tapi karena rasa penasaran, akhirnya saya mendatangi tukang
jam dan menanyakan kerusakan apa yang terjadi pada jam tangan lama saya—gaya pisan
bahasanya…wkwkwkwk. Tukang jam pun hanya mengganti batrenya, karena dia juga
tidak yakin apa mesinnya rusak atau tidak—yoweslah dicoba aja dulu.
Balik lagi ke jam baru, hari ini ada satu acara yang ingin
saya hadiri. Acaranya mulai jam 3.00 s.d 4.30 sore, berangkatlah saya jam 2.30
dengan mengenakan jam tangan baru itu—padahal pengen banget pake jam lama.
Karena saran dari seseorang, saya mengambil jalan yang
berbeda untuk menuju tempat itu karena katanya jalan sana lebih dekat. Tapi bukan
datang tepat waktu yang saya dapatkan, saya malah muter-muter jalan entah
kemana—halah nyasar deui. Setelah muter-muter cukup lama, akhirnya saya kembali
ke rute yang memang sudah sangat saya hapal. Tapi alangkah kagetnya saya saat
melihat jam, ternyata sudah menunjukan pukul 4.30. Dengan sedikit kecewa, saya
langsung berbelok pulang. Awalnya kekecewaan saya hanya karena salah ambil
jalan, yang menyebabkan saya tidak dapat menghadiri acara itu. Tapi, kekagetan
itu terulang—halah—saat sudah hampir sampai rumah, saya melihat jam lagi. Dan ternyata
jam itu menunjukan pukul 4.00. Gimana bisa? Padahalkan tadi jelas-jelas sudah
pukul 4.30???
Ternyata, jarum panjang jam yang biasanya menunjukan menit,
di jam ini menunjukan jam. Hwalah… jadi kesel juga sama jam itu. Tapi yasudahlah,
memang belum rezeki datang ke acara itu kali ya. Akhrnya kan bisa kumpul bareng
keluarga lebih lama…
Perlu membiasakan diri dengan semua hal baru, biar ga salah
Nice Saturday…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar