Tergelitik menguak yang satu ini—bahasanya cuy…hehehe—karena
pertanyaan dari seseorang, “biasanya kapan kamu kontemplasi diri?”. Jawaban saya saat itu, “biasanya sih malem, pas
mau tidur karena apa yang dipikirkan saat itu bisa masuk ke alam bawah sadar. Jadi lebih bisa
dirasakan dan terpikirkan dengan benar”.
Pengertian yang saya pahami tentang alam bawah sadar adalah
bagian dari diri kita yang tidak dapat kita kontrol dan memiliki kekuatan lebih
besar dari saat kita sadar. Kekuatan itu dapat berupa kekuatan mengingat,
merasakan, berimajinasi, bahkan sampai kekuatan fisik.
Pernah dengar pelukis yang dijuluki “Pelukis Tidur”?, ya dia
adalah Le Hadwin seorang pelukis yang hanya dapat melukis ketika dia tertidur. Sudah
banyak karya yang dihasilkannya, namun ketika diminta untuk melukis dia pasti
mengelak dan mengatakan bahwa dia tidak dapat melukis. Dia hanya melukis ketika
sedang tertidur. Mungkin ini salah satu contoh kerja alam bawah sadar—kekuatan berkreasi
dan berimajinasi.
Dari berbagai penelitian dapat disimpulkan bahwa alam sadar
kita hanya bekerja paling maksimal adalah 25% dari kemampuan yang kita miliki,
sedangkan sisanya adalah yang dapat dilakukan alam bawah sadar—amazing banget. Tapi
sayangnya, yang mudah masuk ke alam bawah sadar adalah persepsi negative,
misalnya ketika kita berpikir kita akan gagal dalam suatu hal maka alam bawah
sadar akan merekamnya dengan sangat kuat. Jadi jika persepsi awal kita adalah
kegagalan, maka itulah yang akan kita alami. Semua usaha yang dilakukan tidak
akan maksimal karena pikiran kita sudah dipenuhi dengan kalimat kegagalan
tersebut—jangan pernah mikir yang jelek-jelek makanya :P.
Baca dari beberapa referensi, katanya kondisi otak manusia
dibagi menjadi empat. Pertama beta,tetha,
delta, dan alfa.
Kondisi beta
adalah kondisi saat kita benar-benar sadar—ya seperti saat saya menulis ini,
saya dalam kondisi beta. Sadar benar,
tanpa tekanan dan pengaruh dari manapun.
Kondisi tetha
adalah kondisi saat kita tertidur. Tubuh sangat membutuhkan kondisi ini untuk
melakukan pemulihan terhadap sel-sel yang rusak ataupun untuk peremajaan sel. Makanya
kita sangat perlu tidur, maksudnya tidur nyenyak untuk mengembalikan kondisi
tubuh menjadi segar—halah ga ngerti yang beginian, pokonya klo tidur ga nyenyak
bangunnya juga ga seger.
Kondisi delta
adalah kondisi pikiran menjadi kreatif, bentuknya dalam mimpi dan khayalan.
Terakhir, kondisi alfa
adalah kondisi dimana kita dapat membuka pintu alam bawah sadar. Hal ini dapat
terjadi saat kita benar-benar rilek, santai—kaya dipantai :P—nah kondisi ini
sama persis saat kita berkhayal. Lah, tadi dibilang berkhayal ada di kondisi delta. Nah perbedaan kondisi alfa dan delta adalah pada tingkat
kesadaran yang dirasakan. Pada kondisi alfa,
kita masih bisa merasakan anggota tubhuh tapi pada detla tidak.
Intinya, untuk membuka pintu alam bawah sadar kita harus
dalam keadaan sangat relek dan santai. Agar dapat memasukan sugesti-sugesti
positif yang digunakan untuk membangun dan menjalani kehidupan dengan lebih
baik. Kalau boleh dibilang, didalam alam bawah sadar itu tersimpan semua rahasi
yang kita sadari ataupun yang tidak kita sadari. Bisa jadi suatu penyakit yang
kita tidak tau asalnya bersumber dari sini.
Seorang teman pernah bercerita, dia sering menangis tanpa
alasan yang jelas dan dia merasa sangat sedih saat itu. Mungkin ada suatu hal
atau kejadian yang terekam sangat kuat di alam bawah sadarnya.
Eh, jadi keingetan acara-acara hipnotis di tipi, pantesan
alhi hipnotis nyuruh “korban” nya untuk terus relek. Itu toh tujuannya, untuk
membuka alam bawah sadar dan “mengorek” apa yang ada didalamnya. Kalo gitu,
bisa ga ya di siding-sidang para saksi memberikan keterangan dalam keadaan
terhipnotis? Kan bisa membongkar semua memori yang ada didalam otaknya. Tapi langsung
keinget,,,bersaksi dalam keadaan sadar dan tanpa tekanan dari manapun…hehehe